Pada bagian ini, Gadamer menggali makna dari apa yang pernah diungkapkan oleh Vico dalam bukunya berjudul ‘De nostri temporis studiorum ratione’. Mengapa karya Vico ini menjadi rujukan dan poin awal Gadamer dalam menemukan dan menentukan karakter ilmu humaniora? Pertama, menurut Gadamer, karya ini masih mewarisi tradisi humanistic filsafat Yunani itu sendiri. Kedua, karya Vico ini adalah sebuah pembelaan atas dampak pemikiran Descartes terutama di bidang pedagogis terhadap kesahihan ilmu humaniora.

Apa yang sangat penting dari gagasan Vico ini, i.e: sense [rasa, makna, penghayatan], adalah gagasan ini justru menciptakan dan membangun sebuah komunitas. Apa yang menentukan arah dan tujuan hidup bahkan kehendak bukanlah sebuah gagasan abstrak yang diciptakan oleh akal budi, tapi ‘the concrete universality represented by the community of a group, a people, a nation, or the whole human race’ (TM). Dengan kata lain, gagasan Sensus Communis adalah rasa (sense) yang membangun suatu komunitas. Apa kaitannya dengan ilmu humaniora?

Contoh. Sebuah penelitian dilakukan terhadap sebuah desa berkaitan dengan peyaluran pipa gas (biasanya ilmu sosial dibutuhkan untuk melakukan analisa sosial berkaitan dengan persepsi masyarakat, dampak, dan sebagainya). Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara dan questioner. Data dikumpulkan, dianalisa dan ditarik kesimpulan. Kesimpulannya adalah bahwa warga desa tersebut setuju daerahnya dilewati penyaluran pipa gas. Pertanyaannya, atas dasar apa kesimpulan itu ditarik? Jika warga yang setuju lebih banyak dari warga yang menolak, apakah kesimpulan tersebut tetap valid? Belum lagi ini menyangkut persepsi dan alasan yang melatarbelakangi keputusan untuk setuju atas hadirnya penyaluran pipa gas.  Dan persis inilah yang mau dilihat dari sensus communis.

Menurut Gadamer, sensus communis adalah suatu seni menemukan argumen guna mengembangkan rasa (dalam komunitas) atas apa yang meyakinkan. Seni demikian jelas tidak dapat diilmiahkan karena berkembang ex tempore (Vico mengungkapkannya sebagai ‘lies outside the rational concept of knowledge’). Susah memahaminya? Bahasa sederhananya, ilmu sosial/humaniora selalu berada dalam kemungkinan. Tidak pernah hasilnya berupa kepastian definitif. Jika dikatakan seabgai kemungkinan, apa bisa dikategorikan ilmiah?

Sensus Communis, menurut Gadamer, bukan mempersoalkan apa yang tepat dan benar, tapi mempersoalkan apa yang jelas (evident – Latin: ex + videre). Apa yang jelas berkaitan dengan hidup dalam komunitas di mana komunitas ini ditentukan oleh struktur dan tujuannya. Objek penelitian ilmu humaniora/sosial justru dibentuk oleh sensus communis. Sayangnya, di era modern ini, sensus communis sebagai basis bagi ilmu sosial/humaniora telah kehilangan rohnya. Pemahaman Vico, menurut Gadamer, masih memiliki kekurangan dan ini dilengkapi oleh Shaftesbury. Apa itu? Unsur moral.

Moral di sini tidak dipahami secara legal tentang baik-buruk. Moral di sini dipahami sebagai relasi antara rasa kebersamaan dalam komunitas (masyarakat). Dengan kata lain, moral yang dipahami di sini bukan berkarakter abstrak-rasional, melainkan hidup itu sendiri (vita). Karakter abstak-rasional yang kita pahami sekarang adalah warisan dari pemikiran Kant dan Goethe. Sensus communis vitae gaudens sebagaimana yang dinyatakan Oetinger merupakan ungkapan relasi rasa kebersamaan dalam komunitas.

Pernyataan Oetinger tersebut adalah sebuah hermeneutika atas kegagalan metode matematis dalam memahami manusia. Menurut Gadamer, gagasan penting dari pernyataan Oetinger adalah vita (kehidupan). Gagasan kehidupan (vita) dalam sensus communis mengartikulasikan kecenderungan yang berakar dalam diri manusia (berkaitan dengan artikel saya di sini). Dan kecenderungan ini muncul dalam kehendak bersama, intuisi. Harus diakui pengaruh pemikiran Heidegger tentang ada-di-sana (being-there) sangat terasa di sini (lihat artikel tentang ini).

Jika berbicara mengenai aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis sebagai syarat ilmiah sebuah ilmu, maka apa yang dikemukakan Gadamer berada dalam aspek ontologis. Dan, (katakanlah) aspek epistemologis akan dijelaskannya pada bagian putusan (judgement).