Just another ITS Blog Sites site

Showing: 11 - 20 of 22 RESULTS
Tokoh

Ilmu dan Kritik Terhadap Ilmu (bagian 2)

Setelah abad pertengahan bergulir (Mediovalle) disertai dengan pengajaran sistematis di sekolah-sekolah (sehingga kerap disebut pula zaman Skolastik), pemikiran abad pertengahan mulai kehilangan fondasinya pada Tuhan yang terungkap dalam dogma-dogma agama. Kemacetan – kalau dikatakan demikian – pertama-tama disebabkan karena pemikiran abad pertengahan justru membungkam pemikiran manusia sebagai yang khas manusiawi. Khas manusiawi berarti bahwa manusia …

Tokoh

Ilmu dan Kritik Terhadap Ilmu (bagian 1)

Pendahuluan (Panorama Rasionalitas dan Pengetahuan) Apa itu pengetahuan (Science)? Ruang lingkup pengetahuan tidaklah terbatas pada bidang-bidang tertentu. Pengetahuan lahir dan muncul karena pengembaraan akal budi manusia yang berusaha memahami hidupnya sendiri maupun bersama orang lain. Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa pengetahuan lahir karena keinginantahuan manusia akan dunianya. Dalam konteks filsafat, hal ini dapat dilihat dari …

Tokoh

Kekuasaan Menurut Machiavelli

Machiavelli merupakan seorang pemikir yang mungkin dikenal karena ‘kebrutalan’ gagasannya tentang kekuasaan. Pemikirannya tentang – terutama dalam bukunya berjudul Il Principe – Negara dan cara mempertahankan kekuasaan atasnya sangat menonjol. Politik tanpa Etika, begitulah yang kerap didengungkan terhadap gaya berpikir Machiavelli. Hmmm….let’s see. Salah satu poin penting yang diajukan oleh Machiavelli berkenaan dengan pemahaman mengenai …

Serius Dikit...

Leviathan (The Mortal God)

Menurut Aristoteles manusia adalah mahkluk sosial (animale sociale). Untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, manusia tidak dapat mencukupinya secara individual. Secara individual, manusia hanya dapat mempertahankan hidupnya (vivere). Karena itu, manusia membutuhkan negara sebagai tatanan kehidupan bersama dalam satu masyarakat[1]. Pandangan ini kemudian diteologisasikan dengan menyatakan bahwa kodrat sosial manusia berasal dari Allah, Pencipta manusia. Ini …

Serius Dikit...

Negara Hukum dan Ruang Publik Politik (Aspek-Aspek Filsafat Politik Jürgen Habermas Dalam Between Facts and Norm)

Konsep Rasionalitas Komunikatif  Jürgen Habermas  menjadi dasar bagi filsafat politiknya. Sumbangan Jürgen Habermas tentang politik dan hukum tercerna dalam “Between Facts and Norm”. Filsafat politik Jürgen Habermas  merupakan penerjemahan teori tindakan komunikatif dalam usaha politis menjamin stabilitas sosial dalam tata kehidupan masyarakat bangsa yang tidak mengacu hanya pada nilai atau norma moral tertentu. Singkatnya segala …

Serius Dikit...

Bahasa adalah Rumah Ada (Heidegger dalam Being and Time)

Filsafat sebelum Heidegger kerap dipahami sebagai filsafat yang berporos pada kesadaran, rasionalitas, atau akal budi. Cara berpikir demikian dicetuskan oleh Descartes dengan Cogito Ergo Sum-nya dan berpuncak pada Hegel yang menyatakan apa yang rasional itu nyata dan apa yang nyata itu rasional. Adalah Edmund Husserl yang mempertanyakan kembali hakekat kesadaran sebagai demikian. Bagi Husserl, tidak …

Serius Dikit...

Berfilsafat Bersama Tubuh

Refleksi filosofis tentang tubuh harus diakui dimulai oleh Plato meskipun tubuh dalam pemikiran Plato dipandang lebih rendah daripada jiwa. Sebagaimana secara implisit telah kita lihat di atas, refleksi Platonis atas tubuh membawa dampak luar biasa atas bagaimana akhirnya tubuh itu dipikirkan. Tubuh itu buruk, jahat sementara jiwa itu luhur, suci, mulia. Karena itu, jiwa harus …

Serius Dikit...

Aplikasi Pemikiran Spinoza atas Konsep Hukum dan HAM menurut Soepomo

Deus sive Substantia sive Natura” (Baruch Spinoza) “Pembangunan Negara bersifat barang yang bernyawa” (Soepomo) Pemikiran tentang berdirinya negara memberikan konsekuensi bagaimana hukum itu sendiri dipikirkan. Pada umumnya, untuk melihat bangunan atau struktur dasar sebuah negara dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya hal tersebut dapat dilihat dari sebuah konstitusi negara itu sendiri. Dengan kata lain, konstitusi …

Serius Dikit...

Filsafat Feminisme

Filsafat feminisme dapat dikatakan sebagai suatu cara berpikir yang menekankan pengalaman, identitas, serta cara berada dan berpikir perempuan dilihat sama seperti kaum pria. Singkatnya, bagaimana berfilsafat dari sudut pandang perempuan. Menurut para filsuf feminis, gagasan mendasar mengenai Allah, dunia dan manusia dibangun atas dasar konsep patriarkal (dari bahasa Latin, pater: bapa). Akibatnya, peranan perempuan kurang …