Menu Close

Jangan-Jangan Bukan “Case Study” tapi “Case Report”?

Akrab dengan judul-judul laporan skripsi/tesis atau penelitian seperti ini:
” nanananana (Studi Kasus: Indonesia)”
” nanananana (Studi Kasus: PT XYZ)”
” nanananana (Studi Kasus: Universitas X)”
Melanjutkan infografis Berbagai Metode Penelitian Sistem Informasi, banyak laporan penelitian/paper mencantumkan kata “Studi Kasus” dan menyampaikan mengimplementasikan Metode Penelitian STUDI KASUS alias CASE STUDY.
Pertanyaannya: Benarkah sebuah penelitian atau implementasi sebuah ilmu saat menggunakan satu/lebih obyek penelitian sebagai Sampel otomatis dapat disebut memakai Metode Penelitian CASE STUDY?
Benarkah Judul Laporan, Paper, atau Penelitiannya diberi title “Studi Kasus….”?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kita dapat musti memikirkan kembali & mendalami kembali pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apa itu Metode Penelitian CASE STUDY?
2. Kapan kita direkomendasikan memakai Metode Penelitian CASE STUDY?
3. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “CASE” dalam metode Case Study?
4. Benarkah “CASE” = Obyek Sampel Penelitian?
5. Benarkah di awal penelitian kita sudah mendefinisikan CASE tertentu yang spesifik & unik sehingga layak diteliti dan to some degree akan fulfill the knowledge gap & problem solving?
6. Apakah kita memakai Single Case atau Multiple Case? dan apa alasannya?
7. Saat kita memilih Obyek atau Sampel Penelitian, benarkah Obyek/Sampel itu dipilih karena memang memenuhi semua KRITERIA Case yang ingin kita teliti, atau jangan-jangan karena bisanya dapat Obyek/Sampel itu lalu Case nya baru kita definisikan berdasarkan karakteristik Sampel yang kita dapatkan?
8. Benarkah dalam penelitian yang kita anggap sebagai CASE STUDY tersebut kita sudah melakukan Analisis secara Mendalam dengan Konteks spesifik tertentu?
9. Sudahkah kita mengimplementasikan Tahapan-Tahapan Metode Penelitian CASE STUDY yang benar, bukan sekedar karena ingin membatasi ruang lingkup penelitian karena sampelnya terbatas di 1 obyek tertentu saja?
10. Apa bedanya CASE STUDY vs. CASE REPORT?

Nah kalo sudah menjawab kesepuluh pertanyaan tersebut maka baru kita bisa memikirkan kembali “Penelitian saya ini atau Skripsi mahasiswa saya ini sebenarnya CASE STUDY atau CASE REPORT ya?” atau Penelitian dengan Metode lain (misal Design Science, Experimental Research, atau Action Research) tapi dilakukan di 1 lingkungan obyek tertentu? Jadi pas nggak di Judul laporan/papernya di kasih kata “STUDI KASUS: …..”?

Sambil belajar bareng, yuk baca tulisan saya tentang METODE PENELITIAN STUDI KASUS (CASE STUDY): https://notes.its.ac.id/tonydwisusanto/2020/08/30/metode-penelitian-studi-kasus-case-study/

Post Disclaimer

The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by Jangan-Jangan Bukan “Case Study” tapi “Case Report”? and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *