Hari-hariku,  Indahnya menjadi Ibu,  My Family,  Pendidikan

Anakku Investasiku

Disela-sela kesibukan sebagai mahasiswa, Alhamdulillah, bersyukur sekali saya diberi waktu dan kesempatan untuk menemani si kecil outbond. Outbound kali ini dilakukan di sebuah SD islam di Surabaya. Saat anak-anak outbond, wali santri diberi kesempatan untuk mendapatkan ilmu bagaimana mengasuh buah hati dengan baik, istilah lainnya “parenting”. Alhamdulillah tema yang diberikan sangat pas “Anakku Investasiku”.

Ada beberapa ilmu yang saya dapat dalam kesempatan berharga ini. Di dalam Al-Qur’an telah disebutkan bahwa ada 4 kategori anak. 1. anak sebagai penyejuk hati, 2. anak sebagai hiasan, 3. anak sebagai fitnah dunia dan 4. anak sebagai musuh. Sebagai orang tua tentunnya kita tidak ingin mendapati anak kita terkategori di nomor 3 bahkan 4. Hampir semua orang tua ingin anaknya masuk kategori 1. Sebagai penyejuk hati yang bisa menyejukkan hati kita baik kita masih hidup maupun tatkala sudah tiada.

Untuk mewujudkan anak sebagai penyejuk hati tidaklah mudah. Baru saya tahu bahwa usia kurang dari 7 tahun adalah masa emas (golden age) dimana usia tersebut disebut sebagai masa tanam. Apa yang dilihat, didengar dan dirasakan anak dalam usia tersebut akan selalu membekas dalam memorinya dan menjadi modal untuk fase berikutnya. Oleh karenanya di fase ini hendaknya kita bisa memperlihatkan hal-hal yang terbaik memberikan yang terbaik dan memperdengarkan yang terbaik. Usia 8 sd 12 tahun adalah fase model, anak akan memilih sebuah sosok dan menjadikannya model untuk kemudian menirunya. Jika pada saat itu kita tidak bisa menjadi teladan mereka maka mereka akan mencari sosok lain untuk dijadikan panutan dan menirunya. usia 13 sd 25 tahun adalah masa sosial, dimana anak mulai dikenal dan ingin mengenal lawan jenis. Pada fase ini lebih rawan dan perlu pendampingan dan bimbingan yang tepat.

Ada 3 cara untuk mendidik dan membentuk kepribadian anak menjadi penyejuk hati, yakni

  1. Kekuatan paradigma
  2. Kekuatan Cinta
  3. Kekuatan Do’a

Kekuatan paradigma, yakni dengan selalu ridho dengan anak dan selalu berpikiran positif terhadap anak. Dalam hal ini berprasangka baiklah kepada anak karena prasangka Allah akan sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Lihat kelebihan anak sekecil apapun dan jangan melihat atau memperbesar kekurangan anak. Hindari membanding-bandingkan anak dengan orang lain karena kita pun tidak mau dibanding-bandingkan dengan orang tua lain. Kalau ingin membandingkan, bandingkan anak dengan dirinya sendiri.

Kekuatan cinta memiliki makna cintai anak melalui keteladanan dan komunikasi. Kunci mendidik anak adalah berikan keteladanan dan komunikasi yang bagus. Ada 9 kunci untuk kesuksesan komunikasi yaitu berikan ucapan yang tepat (jangan pernah bohong), berikan ucapan yang berkesan, lakukan komunikasi yang menyenangkan, beri ucapan yang meneguhkan, berikan ucapan keselamatan, berikan ucapan yang lemah lembut, ucapan yang santun, ucapan yang memuliakan dan ucapan yang berbobot.

Beberapa hal yang perlu dibiasakan dari 9 kunci komunikasi antara lain: berikan kata positif/motivasi, kata penyadaran, kata-kata solusi, kata mempermudah urusan, kata meyakinkan, kata memberikan dukungan, kata optimis, kata yang mengandung do’a, memberikan respon yang baik, kata yang lembut dan jelas, kata yang tidak menyinggung perasaan, kata yang santun, kata yang tidak menimbulkan nafsu dan amarah, ucapan menghargai, pujian yang wajar, kata menuruti yang baik, kata bermakna, kata mengagungkan Tuhan, dan kata yang mengandung visi  masa depan.

Sementara beberapa hal yang harus kita hindari adalah kata negatif, membandingkan dengan orang lain, melabeli dengan label yang jelek misalnya dasar malas, provokatif, mempersulit, melemahkan, menghambat, pesimis dan apatis, kata yang menakut-nakuti seperti ada hantu, kata ancaman, kata teriakan/bentakan, kata yang menyinggung perasaan, makian, membantah, kata yang tidak berguna, kata gunjingan, dan kata jorok.

Terakhir, selain memberikan keteladanan dan komunikasi yang baik sebagai ungkapan cinta kita, maka doakanlah buah hati kita dengan doa-doa yang baik. Dengan begitu insya allah anak akan menjadi penyejuk hati kita, tatkala kita tua ia juga akan berkomunikasi yang baik dengan kita dan mendoakan kita. Itulah makna anakku investasiku. Apa yang kita tanam sekarang untuk anak kita akan kita petik nanti. Sudahkan sebagai orang tua kita menanam hal yang baik dalam diri anak-anak kita?  Jawabannya ada pada diri kita masing-masing, jika belum, mari kita mulai dari sekarang……

Wallahu a’lam bishowab…..

 

 

 

 

Post Disclaimer

The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by Anakku Investasiku and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *