Bagaimana memulai riset yang baik ?
Pertanyaan ini hampir pasti ditanyakan oleh siapapun yang akan memulai atau mengerjakan riset / penelitian. Setelah mencari-cari kesana kemari akhirnya saya mendapatkannya.
Artikel ini saya dapatkan dari seorang temen sesama mahasiswa internasional di CSIE, NTU, Chin Kai Thang dari Malaysia. Dia mendapatkan artikel ini dari internet.
Artikel ini aslinya adalah berbahasa Inggris, ditulis oleh seorang profesor dari California Institute of Technology, US, Prof. Andre DeHon at Caltech. Saya coba terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, berharap bisa bermanfaat meskipun sedikit. Kalau ingin baca aslinya bisa klik ke alamat http://www.cs.caltech.edu/~weixl/research/experience/winner.htm, thanks buat Chin, you give me inspiration.
Judul asli artikel ini adalah “How to be a Winner – Advise for students starting into research work”
==========================================
How to be a Winner – Advice for students starting into research work
Bagaimana mengerjakan riset yang baik, mari kita simak saran yang diberikan oleh pengarang artikel ini :
1. Jangan pernah menyerah mencoba untuk mengerti segala sesuatu pada tahap permulaan
Tantangan terbesar yang kita hadapi pada permulaan adalah proyek baru yang kelihatannya sangat besar dan melimpah dari sejumlah hal yang kita harus ketahui untuk menangani permasalahan dalam riset kita dengan tepat. Ketika fenomena ini terjadi pada peneliti pemula dalam skala kecil, hal ini juga terjadi pada setiap proyek penelitian dalam skala besar. Sehingga belajar bagaimana mengatasi tantangan ini adalah kemampuan penting untuk master menjadi peneliti yang baik. Sebaliknya, membatasi tindakan dan perkembangan kita pada saat menunggu sampai mendapatkan pengetahuan yang lengkap adalah jalan menuju kegagalan. Mekanisme yang digunakan untuk mengatasi masalah ini oleh winners meliputi :
- Prioritas (Apa yang saya lakukan untuk mengetahui sebanyak-banyaknya)
- Baca (segala sesuatu yang tersedia untuk kita, dan cari lebih banyak, tapi jangan melakukannnya terlalu lama)
- Multithreading (ketika terhalang oleh satu bagian, adalah cara / hal lain yang dapat ditempuh secara produktif ?)
- Tempuh cara lain, teknik-teknik pemecahan yang memungkinkan (mungkin beberapa lebih mudah atau tidak begitu terhalang daripada yang lain)
- Berpikir bijak (ok, asumsikan bahwa sub permasalahan ini terselesaikan, apakah ini memungkinkan kita untuk jalan dan memcahkan permasalahan yang lain ?)
- Temui orang yang mungkin mempunyai informasi yang kita perlukan (kita mungkin berpikir mereka seharusnya tahu apa yang kita perlukan, tetapi seringkali mereka tidak memiliki ide cemerlang dan tidak tahu tentang apa yang harus kita kerjakan; mulailah dengan mendapatkan mereka untuk memberi kita petunjuk pada sesuatu yang dapat berguna bagi kita. Tunjukkan perhatian dan penghargaan pada waktu yang mereka luangkan untuk kita dan selalu melakukan follow up akan sumber-sumber yang kita berikan sebelum bertanya untuk penjelasan secara personal.
- Ajukan model kerja — mungkin mereka salah atau berbeda dari yang lain, tetapi mereka memberi kita sesuatu untuk bekerja dan sesuatu yang kongkrit untuk diskusi dan membandingkan dengan yang lain. Kita akan memperbaiki model kita secara terus menerus, tetapi hal ini baik untuk memiliki sesuatu yang kongkrit dalam pikiran untuk bekerja dengannya
Losers akan berhenti disaat pertama kali mereka menemui sesuatu yang mereka tidak tahu, tidak dapat menyelesaikan permasalahan, atau mengalami masalah kecil dari apa yang mereka pikirkan sebagai bagian dari permasalahan dan kemudian mengetengahkan alasan mengapa mereka tidak dapat membuat kemajuan.
Winners mempertimbagkan dan menyelesaikan segala permasalahan dan mencari jalan keluar setiap kali hampir menyerah.
Losers meyakinkan ada seseorang atau sesuatu untuk dipersalahkan atas kekurangan atau keterlambatan kemajuan mereka.
Winners menemukan cara untuk meningkatkan kemajuan meskipun kesulitan.
Losers mengetahui semua alasan kenapa ia tidak dapat dikerjakan.
Winners menemukan cara untuk melakukannya.
2. Sering berkomunikasi dan mensinkronisasikan
Tentu saja, ketika kita harus membangun model kita, memecahkan permasalahan yang tidak diharapkan, membuat asumsi dan lain sebagainya lakukan komunikasi dan sinkronisasi dengan sesama peneliti. Apakah mereka memiliki model yang berbeda dari kita? Apa yang dapat kita pelajari dari model dan asumsi mereka ? Biarkan mereka tahu apa yang kita pikirkan, apa yang kita hadapi dan bagaimana kita telah mencoba untuk mengatasinya.
3. Decompose
Seluruh permasalahan seringkali terlihat besar. Pecahlah ke dalam bagian yang dapat dimanage (lebih baik, dengan tingkat yang stabil pada setiap bagian). Tangani bagian demi bagian, bagi dan pecahkan. Ini mungkin kedengaran jelas, tapi ia dapat bekerja. Bagi dalam sejumlah permasalahan kecil yang dapat dipecahakn dalam waktu 1 hingga 2 hari. Maka permasalahan yang besar lama-lama akan terselesaikan semua.
4. Organisasikan
Khususnya dalam sistem komputer, batasan terbesar untuk kemampuan menangani permasalahan adalah kompleksitas. Kita perlu bekerja secara terus menerus untuk menstrukturkan permasalahan dan pengertian kita untuk menangani kompleksitas bawaan. Berhati-hatilah dalam menyimpan apa yang telah kita kerjakan dan apa yang kita perlukan. Buat daftar, tulis, jangan hanya diingat-ingat dalam memori kita (atau kemungkinan terburuk dalam memori pembimbing kita) untuk menangani semua hal yang perlu dikerjakan.
5. Adanya prioritas
Buatlah prioritas dalam setiap usaha kita dan lakukan pengecekan prioritas kita dengan pembimbing. Make priorities in your efforts and check your priorities with your supervisor. Kejadian umum yang sering terjadi adalah pembimbing meminta mengerjakan A, lalu lupa tentang hal itu dan meminta kita mengerjakan B sebelum kita menyelesaikan A. Jika kita tidak pasti apakah B memiliki prioritas melebihi A, tanyakan secara jelas. Pembimbing akan merasa senang karena kita telah mengingatkannya bahwa kita sibuk menyelesaikan A. Ingat B dan ketika selesai mengerjakan A, lihatlah apakah ada kemungkina mengerjakan B.
6. Sadari bahwa pembimbing kita sibuk
Profesor kita atau pembimbing kita pastilah orang yang sibuk. Beliau memotivasi kita untuk bisa menyelesaikan penelitian kita, dan kadangkala tidak sempat memantau perkembangan kita. Keuntungan terbesar baginya adalah jika kita dapat memotivasi diri kita sendiri. Jangan berharap pembimbing kita untuk memecahkan seluruh permasalahan kita karena mereka sangat sibuk. Temukan apa yang mereka pikirkan dan sarankan untuk memulai bekerja dengannya. Tetapi, sadarilah, mungkin beliau akan mempunyai waktu ketika kita dapat meletakkan kualitas pada apa yang beliau pikir (dan hal ini akan terjadi dan terjadi lagi ketika kita dapat bekerja dengan baik). So, ketika kita berpikir bahwa kita melihat atau mengetahui cara yang lebih baik untuk memecahkan permasalahan, tempuhlah ia. Dalam skenario yang ideal hal inilah yang terjadi. Profesor kita memberi kita ide dan beberapa arahan, dan kemudian berpikir hal lain. Kita berkonsentrasi pada permasalahan kita dan diminta datang kembali dengan pengetahuan yang lebih dan mengerti lebih dalam akan permasalahan kita dibanding profesor kita.
Sebagai pembimbing, penulis asli artikel ini bekerja dalam dua mode :
1. Sampai mahasiswa menunjukkan apa yang ia pikirkan lebih dalam tentang problem yang diberikan, penulis berpikir bahwa mahasiswanya memulai bekerja dengan cara yang penulis berikan.
2. Sekali mahasiswa memeriksa permasalahan lebih dalam, pembimbing dan mahasiswa dapat berdiskusi dan secara umum mahasiswa menjadi ahli dalam sub permasalahan yang dihadapi, dan penulis dapat menawarkan saran umum dari pengalaman dan pengetahuan penulis.
7. Deliver – Serahkan
Sekali kita daftar untuk ujian atau merasa selesai kita harus menyerahkan hasil yang kita selesaikan. Merupakan kesalahan banyak orang atau peneliti jika kita berpikir kita tidak harus menyerahkan solusi akhir.
Losers akan berjanji akan menyerahkan hasil yang besar di masa depan, tetapi tidak memiliki apa-apa untuk ditunjukkan.
Winners dapat menunjukkan hasil yang bermanfaat atau dapat bekerja. Tiap bagian dapat meliputi :
- Solusi untuk penyederhanaan model
- Aliran dari tiap bagian ke bagian lain
- output/data
- Pengukuran terhadap karakteristik permasalahan
- keberlajutan yang stabil (lihatdi bawah ini)
Tunjukkan kemajuan. Dengan hal ini pembimbing akan memberikan feedback lebih awal dan membantu kita memprioritaskan perhatian. Hal ini akan membantu kita baik pada saat di tengah ataupun di akhir. Mendapatkan dan memahami variabel lain yang terlibat (ingatlah bahwa tantangan kunci pada permulaan adalah pengetahuan yang tidak lengkap) Perubahan dan arahan kembali adalah hal yang normal, harapan dan kesehatan (perlu untuk bisa mendapatkan pemahaman dan pengetahuan yang lebih banyak ataupun untuk sekedar berkonsentrasi). Model incremental merupakan model yang tangguh dan siap untuk adaptasi, dimana model monolithic (semua dalam sekali waktu) adalah rapuh dan seringkali membawa kita ke solusi yang bukan sesungguhnya. Pendekatan yang incremental membawa kita ke solusi yang baik (khususnya untuk software). Dan ini merupakan kebiasaan baik yang diharapkan oleh pembimbing kita.
8. Sasaran yang stabil.
Carilah titik tengah yang stabil untuk pertambahan cara kita untuk menyelesaikan beberapa permasalahan.
- Titik dimana beberapa bagian yang jelas dari permasalahan telah terselesaikan (memiliki interface yang bagus untuk sub permasalahan, menghasilkan output pada tahap ini)
- Berpikir bahwa kita dapat mengembangkan
- Berpikir bahwa kita dapat berjalan
- Berpikir bahwa kita dapat berbagi dengan anggota tim yang lain dalam artian membiarkan mereka membantu kita
- Titik pencapaian
9. Jangan memcah permasalahan (subtask) kedalam permasalahan penelitian yang tidak perlu
Seringkali kita akan memecahkan permasalahan kita ke dalam subtask yang tidak hanya satu, jelasnya solusi yang tepat. Jika memecahkan masalah ini dengan tepat merupakan kunci untuk mencapai tujuan, mungkin perlu untuk menyediakan waktu untuk mempelajari dan memecahkan sub permasalahan lebih baik dari pada pemecahan yang pernah ada sebelumnya. Bagaimanapun juga, pada kebanyakan sub permasalahan, hal ini bukan suatu kasus. Kita ingin fokus pada keseluruhan tujuan dan datang dengan solusi yang mencukupi untuk permasalahan ini. Secara umum, cobalah untuk mengerjakannya sesuatu secara jelas atau sederhana yang dapat dilakukan secara bijaksana. Buatlah catatan pada kelemahan yang mungkin kita alami dan alternatif yang dapat dieksplorasi untuk membatasi atau menyelesaikan permasalahan ini. Kemudian jika kita berhenti pada suatu titik dan tidak menemukan solusi kita dapat mencoba alternatif lain dan menginvestasikan lebih banyak usaha untuk mengeksplorasi mereka.
10. Belajarlah untuk menyelesaikan sendiri permasalahan kita
Pada umumnya, dalam kehidupan, tidak ada orang yang memiliki semua jawaban akan segala sesuatu yang terjadi pada kita. Hal ini penting untuk kita belajar menghadapi segala permasalahan dalam penelitian kita. Pembimbing kita jadikan penolong atau tangga untuk memicu kita. Amati cara beliau dan belajar tidak hanya jawaban mereka atas permasalahan kita tetapi bagaimana mereka menemukan jawaban jawaban yang kita tidak dapat mengatasinya. Berjuang untuk keberhasilan. Belajar teknik dan mencapai kepercayaan diri dalam kemampuan kita untuk memecahkan permasalahan saat ini.
SELAMAT BERJUANG !!!!!!!!!!
Post Disclaimer
The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by Bagaimana memulai riset yang baik ? and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.
7 Comments
isnadi
terima kasih infomasi risetnya. kadang-kadang disaat kita melakukan sebuah riset yang sifatnya publik. sering kali kita menemukan masalah yang bukan seharusnya kita lakukan. dan ini akan berefek pada pesoalan tujuan kita.. misalnya kita melakukan riset disebuah daerah tertentu. didaerah itu mempunyai konplik interen daerah. secara tah langsung kita mengalami dua persoalan. ( riset kita dan konplik daerah itu ) yang saya tahu langkah apa saja yang harus kita lakukan untuk tercapainya tujuan riset tersebut
rio masloman
terima kasih atas informasi risetnya. sering kali kita menemukan masalah yang bukan seharusnya kita lakukan. dan ini akan berefek pada pesoalan tujuan kita.. misalnya kita melakukan riset disebuah daerah tertentu. didaerah itu mempunyai konplik interen daerah. secara tah langsung kita mengalami dua persoalan. ( riset kita dan konplik daerah itu ) yang saya tahu langkah apa saja yang harus kita lakukan untuk tercapainya tujuan riset tersebut
yuhana
>isnadi & rio
hm.. ini dua orang yang sama kah? komentarnya mirip. Memang betul, seringkali riset yang kita lakukan lama justru karena masalah eksternal yang ada. Tetap semangat !!! Indonesia menunggu hasil riset anak bangsa untuk mengeluarkannya dari belenggu maya 🙂
Guntar
Menghighlight :
“prioritizing (what do I need to know most)”
Ktk riset, amat rawan kita tenggelam pada perihal2 yg kita harusnya ndak perlu tau dalem2. Bisa mbuang waktu & resource banyak tu. So, tentukan, manakah hal2 yg butuh tau sampe dalem (bijinya), mana yg sampe daging buahnya, dan mana yg cuma sampe kulitnya doang.
Irvany Ikhsan
Kalau perlu bahan-bahan riset/penelitian, baik dibidang akuntansi, pajak, bisnis, dan sistem… silakan ambil di blogspot kami …
mego sp
terimakasih banyak atas tulisan bapak
tulisan bapak sudah membantu saya untuk menyelesaikan tugas kuliah saya jika bapak membuat tulisan atau artikel lagi saya sangat senang jika bapak berkenan memberi tahu saya karena saya sangat tertarik dengan tulisan bapak
gugum
terima kasih banyak mba yuhana…
saya sebenarnya udah baca postingan ini ketika saya akan mulai mengerjakan KTI saya..sungguh tulisan ini sangat membantu dalam membangun pondasi penelitian saya..maaf baru mengucap terima kasih sekarang…