Budaya,  Hari-hariku

Bagaimana merayakan lebaran di Taipei

Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh rekan-rekan mahasiswa seperti saya, untuk merayakan lebaran di Taipei. Sholad Ied bersama dapat dilakukan di mesjid besar atau mesjid kecil Taipei. Ternyata tidak hanya di Indonesia, ada perbedaan pelaksanaan sholat ied di Taipei, walapun hanya ada 2 masjid.

Masjid besar mengadakan sholat ied bersama hari Jum’at, 12 Oktober 2007 dan masjid kecil hari Sabtu tanggal 13 Oktober 2007. Masjid besar mengikuti keputusan dari arab saudi sementara masjid kecil lebih banyak dihidupkan oleh rekan-rekan dari Indonesia yang tentu saja mengikuti keputusan pemerintah Indonesia. Ada kerinduan dihati kapan kita bisa merayakan hari raya bersama-sama tanpa perbedaan hari.

Sabtu siang, 13 Oktober 2007 kami pergi ke KDEI untuk halal bihalal disana (KDEI yang mengundang). Disana kami bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa dari universitas lain, perkumpulan berbagai etnis seperti etnis tionghoa, suku batak, perkumpulan orang padang, pejabat KDEI bersama keluarga, dan juga sebagian teman-teman tenaga kerja dari Indonesia.

Minggu, 14 Oktober 2007, ada halal bihalal di daan park, depan masjid besar. Halal bihalal ini diadakan oleh MTYT (majelis yasin taklim taipei) yang berkantor di masjid kecil bekerja sama dengan pihak masjid besar. Kegiatan ini diisi dengan ceramah agama oleh ibu Khofifah Indar parawangsa (mantan menteri pemberdayaan wanita, Indonesia), nyanyian dan rebana dari organisasi2 islam di seluruh Taiwan melantunkan sholawat dan lagu2 islami. Halal bihalal ini dihadiri oleh kurang lebih 4000 orang indonesia yang sebagian besar tenaga kerja Indonesia, para mahasiswa Indonesia di Taiwan, muslim taiwan (yang jumlahnya sedikit) dan juga para perusahaan yang sedang melakukan marketing di tempat itu. Saya dan 6 orang rekan mahasiswa yang lain mencoba mencari pengalaman dengan bekerja untuk membagikan brosur dan mengambil data hadirin yang datang. Pengalaman ini dapat mengasah skill komunikasi kami, alhamdulillah kami bisa mengumpulkan data sebagian besar para pengunjung pada hari itu.

Malam harinya saya bersama mbak erna(NTUT), dik iin (NTUST), mbak santi beserta suaminya (NTUST), dan pak yanto (NTU) bersama beberapa pengurus MTYT dan para pejabat KDEI menemani ibu khofifah indar parawangsa makan malam di restoran Indonesia (Pondok Mutiara) yang beralamat di Lane 320, FuXing N. rd.

Dalam kesempatan itu kami sempat bercakap2 dengan suami ibu khofifah, tentang bagaimana beliau menemani dan mendukung istri serta kehidupan mereka sejak menikah. Ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari percakapan itu, salah satunya adalah beliau memiliki program untuk memberikan beasiswa kepada para muslimah yang tidak mampu dari berbagai negara untuk mengambil pendidikan dokter spesialis kandungan yang bisa menangani persalinan, Beasiswa untuk para anak-anak miskin dan jalanan serta keinginan beliau memiliki panti asuhan. Program dan keinginan yang sangat mulia, sebagian sudah terlaksana dan sebagian belum. Semoga ada banyak orang-orang besar yang memiliki kegiatan dan keinginan yang mulia seperti ini. aamien

Ternyata meskipun jauh dari keluarga kami masih bisa merayakan lebaran bersama orang-orang yang telah kami anggap sebagai saudara. Mereka sangat memperhatikan kami terutama sesama mahasiswa muslim Indonesia, bapak-ibu dari KDEI yang seperti orang tua kami, rekan-rekan tenaga kerja yang aktif di masjid kecil dan juga rekan-rekan yang lain.

Satu prinsip yang senantiasa membuatku semangat, berikan kontribusi meskipun sedikit dimanapun berada, berusaha semampu kita untuk menjalankan pekerjaan dan amanah dengan baik apapun posisi dan profesi kita, semoga Allah memberikan kemudahan pada kita semua. aamien. 

Post Disclaimer

The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by Bagaimana merayakan lebaran di Taipei and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.

5 Comments

  • ario

    “Satu prinsip yang senantiasa membuatku semangat, berikan kontribusi meskipun sedikit dimanapun berada, berusaha semampu kita untuk menjalankan pekerjaan dan amanah dengan baik apapun posisi dan profesi kita, semoga Allah memberikan kemudahan pada kita semua. aamien…”

    Seperti sabda Rasulullah “Sampaikanlah walaupun satu ayat…” jadi tidak ada orang yang berhak mengatakan dirinya tidak bisa berdakwah/ melakukan sesuatu kepada orang lain.. bukankah kita pasti punya nilai2 positif…?

    Nice story…..
    Keep in writing… 😀

    Semngaat…!!!! 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *