Kuliahku….
Bagaimana kuliah di taiwan yang memiliki bahasa ibu mandarin? Pertama kali waktu saya mendaftar yang terpikir dibenak saya adalah bahwa saya akan kuliah dalam bahasa Inggris karena program yang saya ambil adalah program internasional. Ternyata setelah tiba disini saya baru tahu kalau sebagian besar mata kuliah disampaikan dalam bahasa ibu alias bahasa mandarin.
Ck… pertama kali kaget juga dengernya bahkan sempat shock dan berpikir mau kembali ke Indonesia karena bisa dibilang saya nggak bisa bahasa mandarin meskipun sempat belajar mandarin sebulan sebelum berangkat. Setelah saya pikir-pikir lagi saya putuskan untuk bertahan dan berusaha karena saya yakin kalau kita bersungguh-sungguh Allah akan membantu kita.
Dari seluruh mata kuliah yang di tawarkan di semester satu ini hanya satu yang berbahasa inggris, lainnya disampaikan dalam bahasa mandarin, tapi jangan khawatir slidenya masih dalam bahasa inggris, cuman dosen menerangkan dengan bahasa mandarin.
Lalu bagaimana saya bisa mengerti mata kuliah yang disampaikan? perlu usaha keras untuk itu, saya coba untuk membaca materi sebelum dan setelah kuliah, kemudian kadang-kadang bertanya pada teman yang bisa bahasa inggris. Selain itu saya coba untuk mengkuti kursus bahasa mandarin dan alhamdulilah sedikit-sedikit ada perkembangan 🙂 Alhamdulillah saya bisa mengikuti kuliah meski harus belajar sendiri.
Tidak semua jurusan seperti jurusan saya, jurusan manajemen misalnya, semua mata kuliahnya disampaikan dalam bahasa inggris, dan mereka memiliki mahasiswa internasional yang jumlahnya lebih banyak dari jurusan saya (mahasiswa internasional di jurusan saya yang seangkatan dengan saya hanya 3 orang, saya, orang Malaysia dan orang Thailand).
Bagaimana semester berikutnya? Alhamdulillah semester depan ada beberapa mata kuliah yang ditawarkan dalam bahasa Inggris. Kata prof saya, insya allah di tahun mendatang akan ada beberapa mata kuliah yang ditawarkan dalam bahasa Ingris untuk mengakomodasi adanya mahasiswa internasional.
Kenapa banyak mata kuliah yang masih dalam bahasa mandarin meskipun hampir semua prof yang mengajar sudah fasih bahasa inggris, ketika sempat saya tanyakan alasannya bahwa dulu belum ada mahasiswa internasional dan mahasiswa lokal ada yang merasa takut jika disampaikan dalam bahasa inggris. Hal ini berarti jika mereka sudah open untuk mahasiswa internasional maka mau tidak mau mereka akan berubah seperti halnya jurusan manajemen misalnya.
Post Disclaimer
The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by Kuliahku.... and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.
6 Comments
galih
Lagi-lagi jadi ingat IF (maaf agak OOT). Jujur bu, hanya sedikit dosen kita yang bisa mengajar, jadi saya menganggap ada atau tidaknya pengajar sama saja, tak membawa dampak bagi saya. Jadi saya mesti mengerti sendiri dari buku teks itu. Jadi meskipun pengantarnya tetap bahasa Indonesia, saya yakin banyak mahasiswa IF yang memiliki masalah sama dengan bu yuhana di NTU (meskipun sebabnya beda).
Dosen pengajar saya yang baik menurut saya: (1) Pak Rully Soelaiman (top markotop!), karena all-out-nya dan begitu menguasai materi (2) Ibu Umi L Yuhana (ndak ngecaaap lhooo :p), hehehe… saya sampai bela-belain menyusup di kelas ADT (meskipun dosen aslinya -cut- — semoga bu yuhana dulu ndak tahu hihihihi…..)
Nur Aini Rakhmawati
he he
protes dari MHS sekaligus sanjungan dari penggemar Ibu UY 😛
selamat dech
untung aku g jadi dosen-mu Lih.
paling kamu jadi g milih aku
emang aku bukan dosen fave
enak mhs sedikit g bingung ngaturnya 😀
galih
#Bu I’in:
Yee… kan ndak satu jurusan. Kuliah E-Learning di SI aja aku daptar kelas gitu kok bu. Apalagi kalau bu i’in ngajar kelas di IF, pasti aku dan KM akan mengambil kelas itu. for God’s sake! 😀
yuhana
>Galih :
Sorry komentarnya ada yang dicut, siapapun guru ataupun dosen yang pernah membagi ilmunya dengan kita menurut saya beliau patut dihargai, bagaimanapun cara yang beliau lakukan mereka sangat berjasa memberikan andil sehingga kita bisa seperti sekarang ini. Hm… dulu pernah nyusup ke kuliahku ya lih? kok ibu nggak tahu ya 🙂
>Bu Iin :
Wah… kalau ibu satu ini malah top markotop 🙂 Sampai-sampai sudah berada di Taiwan masih ditanyain anak walinya minta perwalian…. Semangat bu, saya yakin sekembalinya dari sini akan semakin lihai…………..
komariyah
saya ingin sekali pergi ke taiwan karena saya punya keinginan setelah lulus,saya ingin bekerja dan meneruskan sekolah disana, tapi gimana caranya saya tidak tahu,adakah orang yang baik hati mengirimkan informasi tentang cara mendapatkan sekolah dan saya dapat bekerja paruh waktu disana?
yuniss
eh… galih gue ingin kenal ama lho ! boleh dong minta informasinya tentang kuliah di taiwan itu enak nggak sih? oh… ya aku sebenernya pengen banget kuliah disana?