Untuk pembuatan kontur, kita memerlukan data Digital Terrain Model (DTM) yang merupakan representasi dari tinggi permukaan tanah (tanpa bangunan dan objek lain di atasnya). Namun sebagian besar data DEM yang tersedia masih dalam format Digital Surface Model (DSM). Perbedaan DSM dan DTM dapat dilihat di gambar berikut
Proses konversi DSM ke DTM dapat dilakukan dengan mudah menggunakan beberapa perangkat lunak yang telah tersedia. Khusus untuk data DSM dengan resolusi spatial yang tinggi (misal 2,5 m), pekerjaan ini menjadi lebih sulit.
Pada kesempatan ini, sebuah data yang telah diberikan oleh E-Geos Italy, data COSMO-SKYMED MODE AKUISISI STRIPMAP HIMAGE dengan ukuran scene citra pada mode ini sebesar 40 km x 40 km dan dengan resolusi spasial 2,5 m akan diubah formatnya menjadi DTM sebelum dapat dipakai untuk pembuatan kontur.
Beberapa tahap yang perlu dijalani meliputi
Void Filling
Tahapan ini dilakukan untuk menambal piksel data ketinggian dari DSM apabila ada data yang kosong. Proses ini menggunakan metode Plane Fitting di mana nilai ketinggian diperoleh dari rata-rata ketinggian 8 piksel di sekitarnya, kemudian disesuaikan dengan areanya. Terdapat dua parameter dalam pengolahan ini, yaitu raster dan max void width
Proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan tool yang tersedia di SAGA GIS, QGIS maupun ArcGIS. Gambar di atas, adalah contoh proses yang dilakukan dengan menggunakan void filling function yang tersedia di ArcGIS.
DTM Filtering
Pengolahan data DSM COSMO-SkyMed dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pengolah citra yang memiliki tool untuk melakukan konversi data DSM ke DTM. Beberapa parameter yang digunakan dalam pengolahan ini antara lain radius, kemiringan terain, dan confidence interval.
Proses DSM filtering akan menghasilkan dua produk: Bare Earth dan Removed Object. Untuk tujuan pembuatan DTM, data bare earth yang merupakan tinggi permuakaan tanah ini saja yang kita perlukan. Sementara removed objek yang berasal dari gedung, pohon dan objek lainnya di atas tanah bisa diabaikan. Silahkan cek URL ini, untuk kejelasan parameter yang digunakan.
Konversi Data
Data raster DTM selanjutnya dikonversi menjadi point cloud agar bisa diinterpolasi menjadi kontur. Setiap sel dari raster akan diperoleh satu titik di tengah yang merepresentasikan ketinggian sel tersebut.
Banyak tool yang bisa dipakai untuk melakukan konversi data raster ke vektor (point), salah satunya adalah ArcGIS, sebagaimana yang ditunjukkan di gambar atas.
Pembuatan DTM
Pembuatan DTM dapat dilakukan dengan menggunakan interpolasi spasial dari data point cloud yang telah dibuat. Salah satu metode interpolasi yang banyak digunakan adalah Inverse Distance Weighted (IDW) di mana ketinggian titik interpolasi dihitung bedasarkan jarak linier titik-titik sampel (point clouds). Dalam interpolasi ini terdapat faktor Z, yang mana nilainya ditentukan sebesar 1 agar kontur yang dihasilkan didasarkan pada tinggi DTM dan memiliki satuan yang sama dengan DTM.
Pembuatan Kontur
Kontur, selanjutnya dapat dengan mudah dibuat berdasarkan data DTM sebelumnya
Semoga bermanfaat
Post Disclaimer
The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by Konversi data DSM ke DTM and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.
Terimakasih Pak…
Mohon izin bertanya Pak, untuk void filling function yang tersedia di ArcGIS, dapat ditemukan di tools sebelah mana ya Pak? apakah ada di Arc Toolbox?
Terima kasih Pak..
Di spasial analysis