Setelah hampir satu tahun usai pembangunan satelit mikro LAPAN-TUBSAT di Technical University of Berlin (TU Berlin) Jerman, serta penantian panjang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunggu saat diluncurkannya satelit pertama buatan putra bangsa Indonesia ini, akhirnya hitungan mundur saat peluncuran mulai dilakukan.
Secara resmi Indian Space Research Organization (ISRO), dalam hal ini ANTRIX Corporation Limited (A Government of India under Depertement of Space), telah mengumumkan bahwa Roket PSLV-C7 milik ISRO yang akan membawa LAPAN TUBSAT secara piggy-back akan diluncurkan pada tanggal 10 Januari 2007 waktu India. Bersamaan dengan satelit Cartosat 2 dan SRE milik India sebagai muatan utama roket PSLV-C7, dan sebuah satelit milik Argentina yang juga diluncurkan secara piggy-back.
Satelit Mikro LAPAN-TUBSAT merupakan satelit mikro dengan bobot 57 kg. LAPAN-TUBSAT adalah sebuah video survaillance satellite (satelit pengamatan/ pemantauan) yang dikembangkan bersama dengan Technical University of Berlin Jerman. Satelit ini membawa S-band data transmission system, sebuah video kamera berwarna resolusi tinggi hingga 5 meter dengan swath (luas cakupan) 3,5 Km, video kamera berwarna resolusi rendah 200 meter dengan swath 81 Km dan pesan pendek store & forward dengan transmisi telemetry & telecommand pada frekuensi UHF dengan bandrate 1200 bps.
Sebagai satelit surveillance, satelit ini dapat digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir dll., serta fasilitas store & forward-nya dapat digunakan untuk misi komunikasi dari remote area yang cukup banyak di Indonesia, serta digunakan pula untuk misi komunikasi mobile. Satelit ini memiliki kemampuan melakukan manuver attitude melalui komando interaktif dari bumi, sehingga pemantauan lokasi tertentu dengan video surveillance-nya dapat diatur sesuai kebutuhan pada saat melintasi Indonesia. Manuver attitude ini dilakukan dengan menggunakan Attitude Control System yang terdiri dari 3 reaction wheel, 3 gyro, 2 sun sensor, 3 magnetic coil & sebuah star sensor untuk navigasi satelit. Satelit ini mengambil daya dari 5 buah battery berkapasitas 12 Ah dengan 4 buah solar panel.
Waktu peluncuran satelit dari India tepatnya tanggal 10 Januari pukul 09:23 India Standard Time (IST). Satelit diluncurkan pada keadaan ‘sleep mode’ dengan batere dikosongkan. Yang pertema dilepas dari payloadCartosat-2 dan Spacecraft Recovery Experiment-1 (SRE-1), sebagai main payload. Selanjutnya satelit LAPAN-TUBSAT sebagai auxiliary payload dan kemudian Nano-Peheunsat milik Argentina.
Satelit LAPAN-TUBSAT kemudian akan berorbit mengitari bumi sebanyak 3 kali untuk mengisi batere, dan bila daya listrik sudah cukup, maka akan memancarkan sinyal ‘beep’ yang diterima oleh Prof. U. Renner di TU Berlin. Dengan perbedaan waktu India Standard Time (IST) dan Jerman yaitu 4 jam 30 menit, ‘first beep’ tersebut diperkirakan akan diterima di Berlin kurang-lebih pukul 4 sore, dan setelah itu proses menghidupkan, menguji serta mengendalikan satelit akan mulai dilakukan di TU Berlin dan fasilitas kendali LAPAN di Rumpin, Bogor.
Selanjutnya, parameter orbit akan dikirim dari ISRO ke TU Berlin dan LAPAN Rumpin untuk keperluan mengarahkan sistem telemetry, tracking and command (TT&C).
Sinyal Pertama telah diterima
Rasa syukur serta terima kasih kepada segenap komponen yang telah mengupayakan meluncurnya roket PSLV-C7 dari Satish Dhawan Space Center (SDSC) Sriharikota, India, serta tim pemantau penerimaan sinyal LAPAN-TUBSAT yang ada di stasiun bumi. Hal ini disampaikan Kepala LAPAN, Dr. Ir. Adi Sadewo Salatun, M. Sc hari ini, Rabu (10/01).
“Kabar yang saya terima langsung dari delegasi kami di India, roket tersebut telah meluncur dan melaksanakan misinya dengan baik. Terima kasih atas segala upaya dan doa bagi kesuksesan peluncuran ini. Namun demikian, kita masih perlu menunggu bagaimana LAPAN-TUBSAT mulai mengorbit dan mengirimkan sinyal pertamanya pada stasiun bumi,” ujar Kepala LAPAN.
Kabar terbaru yang diterima Kepala LAPAN sore harinya dari TU Berlin menyatakan bahwa sinyal pertama dari satelit LAPAN-TUBSAT telah berhasil ditangkap dengan sukses oleh stasiun bumi yang ada di TU Berlin pada pukul 16.00 WIB. Di saat yang bersamaan dengan diterimanya sinyal tersebut, Prof. Udo Renner selaku design engineer satelit mikro tersebut menyampaikan berita penerimaan sinyal satelit LAPAN-TUBSAT kepada Kepala LAPAN.Sedangkan sinyal pertama yang akan ditangkap di Stasiun Bumi Satelit Mikro di Rumpin diperkirakan diterima sekitar pukul 21.26 WIB. Kemungkinan penerimaan sinyal pertama, baik di TU Berlin dan Rumpin sangat penting untuk mengetahui apakah LAPAN-TUBSAT dapat mengisi batere dan mengorbit dengan baik.
“Dengan diterimanya kedua sinyal tersebut, kemungkinan besar satelit LAPAN-TUBSAT sudah dapat beroperasional dengan baik,” ujar Kepala LAPAN.
Post Disclaimer
The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by Peluncuran Satelit Mikro Lapan and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.