Perjalanan Ke Lombok, memperlihatkan adanya fenomena Masyarakat yang sedikit bergeser. Biasanya Banyak sekali BUS Malam yang hilir mudik Bali-Mataram, bahkan Jakarta-Bima, kali ini Bus tersebut akan jarang kita temui, Masyarakat Lombok banyak yang mudik menggunakan Motor (kebanyakan motor plat DK, masih baru, sepertinya sih kreditan), atau estafet, itu bagi yang mudik, banyak juga yang memilih tidak mudik. Dari perbincangan saya, ketika nongkrong di pelabuah PadangBay dengan seorang Calo, Musim Mudik kali ini sangat sepi, banyak orang yang sudah tidak punya duit untuk mudik, itu yang terlihat di jalan.
Lain lagi, jika kita melihat beberapa tradisi masyarakat, yang dulu menjadi basis sosial mereka, kini satu demi satu mulai lenyap, atau paling tidak untuk sementara dilupakan oleh masyarakat. Acara Pawai Obor dan Meriam Bambu, hampir hilang, alasannya, uang yang ada hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari, Minyak Tanah sangat Mahal, 3500 per liter.
Tidak hanya Masyarakat kecil yang susah, PLNpun sudah mulai pusing, PLTD mereka yang ada di Ampenan yang menggunakan Solar, yang tidak lagi mendapat subsidi dari Pemerintah sudah mulai kerepotan, ujung ujungnya Listrik padam dimana mana. Selama saya di Kotaraja, paling tidak 2-3 kali listrik padam dalam sehari-semalam, termasuk pada malam takbiran, padamnyapun lamaaaa. Akibatnya Industri kecil pada lesu, kalau malam, desa desa gelap gulita, karena masyarakat banyak yang tak mampu menyalakan lampu teplok mereka, lagi lagi karena BBM mahal!.
Belum lagi kalau kita melihat jajanan wajib menyambut lebaran. Dulu, kalau kita bertamu kerumah tetanggga atau kerabat, yang disuguhkan pasti: jeje tujak, poteng dan sejenisnya, itu sudah menjadi jajanan wajib. Tapi tidak dengan lebaran kali ini, semua lenyap!, kalau Anda bertamu ke keluarga yang ada di Lombok sehabis lebaran, yang akan disuguhkan hanya teh atau kopi. ya begitulah, gara gara BBM naik, tradisi masyarakat bisa berubah. Menyedihkan!
Post Disclaimer
The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by BBM Naik dan Tradisi Semeton Sasak and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.
Salam…
Wah, sedih skali kalo sampe Lebaran gak ada Jeje Tujek dan Poteng…
Tapi, Bebalung masih ada kan?
At least, bebalung manuk 😛 [mang ada?]
sama ndak ada, anak manuk saja harganya 40 ribu, akhirnya banyak yang pakai bajo.. ha ha