Menu Close

“Onion Research Diagram”: Mengupas Aspek-Aspek Penelitian yang Harus Dipahami #1Kulit Filosofi

21 Best Bawang Merah / Red Onion images | Onion, Red onion ...

Pernah denger “Onion Research Diagram” atau Diagram Penelitian Bawang yang dirumuskan Saunders et al. (2007, 2009, 2012, 2016, 2018) yakni tentang diagram lapisan-lapisan konsep apa saja yang musti difahami dan ditentukan saat kita ingin melakukan atau menganalisis suatu penelitian. Makna dari lapisan-lapisan “kulit bawang” dalam model ini adalah: Entitas di Kulit lebih luar akan melingkupi/menentukan/mempengaruhi/menjadi dasar pilihan entitas-entitas di Kulit-Kulit lebih Dalam.

Menurut model Bawang ini layaknya sayuran Bawang, sebuah penelitian terbentuk dari 6 “lapisan kulit”, yakni:

  1. lapisan kulit Filosofi penelitian (Philosophies): Filosofi Penelitian adalah lapisan yang melingkupi/mempengaruhi peneliti dalam menentukan entitas-entitas di lapisan kulit-kulit lebih dalam. Filosofi Penelitian adalah keyakinan dan asumsi-asumsi yang diyakini oleh Peneliti tentang Apa itu Kenyataan dan Bagaimana kita sebagai manusia dapat mengungkap/memperoleh Pengetahuan tentang Kenyataan tersebut. Karakteristik atau pilihan Filosofi Penelitian dari Peneliti di sebuah Penelitian akan menentukan pilihan Pendekatan Penelitian (Approach)
  2. lapisan kulit Pendekatan penelitian (Approaches): Pendekatan penelitian adalah pola bagaimana Peneliti akan menjalankan penelitian, apakah Top-Down (dari Teori, Hipotesis, Pengumpulan Data obyek tertentu untuk validasi) atau Bottom-Up (dari Data obyek tertentu, Analisis pola hingga perumusan Teori, Validasi Teori dengan Triangulation). Pilihan Pendekatan Penelitian ini akan menentukan pilihan pilihan Metodologi Penelitian (Research Methodology).
  3. lapisan kulit Pilihan Metodologi penelitian (Choices): Metodologi Penelitian (Research Methodology) adalah bagaimana secara sistematis Penelitian akan menjawab Permasalahan/Pertanyaan Penelitian. Metodologi Penelitian bukan hanya menjelaskan Metode Penelitian apa yang akan dipilih, namun juga alasan (justifikasi) pemilihan metode tersebut. didefinisikan Saunders (2009) sebagai “Research methodology involves the theoretical frameworks and learning of the various techniques that can be used in the conduct of research and the conduct of tests, experiments, surveys and critical studies” dan Surbhy (2016) mendefinisikan Metodologi Penelitian sebagai “is a system of methods, used scientifically for solving the research problem”. Hati-hati dengan istilah Mata Kuliah “Metodologi Penelitian” atau Research Methodology karena dalam konteks ini “Methodology” mengambil definisi dari kata pembentuknya yakni kata “Method” dan “ology” yang berarti cabang ilmu pengetahuan. Jadi dalam konteks nama Mata Kuliah Research Methodology berarti Studi tentang berbagai Metode Penelitian. Di dalam model Onion ini Saunders mengkategorikan Pilihan Metodologi Penelitian sebagai: 1 Metode Penelitian Kuantitatif (Mono Method Quantitative), 1 Metode Penelitian Kualitatif (Mono Method Qualitative), Lebih dari 1 Metode Penelitian Kuantitatif (Multi Method Quantitative), Lebih dari 1 Metode Penelitian Kualitatif (Multi Method Qualitative), atau gabungan Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Mixed Method). Jadi pilihan Metodologi Penelitian ini akan menentukan Metode (atau Metode-Metode) Penelitian apa yang akan dipilih.
  4. lapisan kulit Strategi penelitian (Strategies). Strategi penelitian adalah “the general plan of how the researcher will go about answering the research questions” (Saunders, 2019). Di sini Sauders mendefinisikan Strategi Penelitian sebagai pilihan-pilihan Metode Penelitian berdasarkan pilihan Metodologi Penelitian. Metode Penelitian adalah “the procedure or technique applied by the researcher to undertake research” (Surbhy, 2016). Dari definisi ini kita memahami Metode Penelitian adalah bagian dari Metodologi Penelitian.
  5. lapisan kulit Rentang Waktu data yang diambil (Time Horizons) adalah data-data dalam periode waktu seperti apa yang tepat dan akan kita kumpulkan, dapat berupa data dalam satu waktu saja (cross-sectional) atau data dalam periode waktu tertentu yang umumnya diambil lebih dari 1x pengambilan data di obyek yang sama (Longitudinal)
  6. lapisan kulit Teknik & Prosedur Pengumpulan Data & Analisis Data (Techniques & Procedures): yakni bagaimana teknis dan prosedur (termasuk step-by-step, alat hardware software yang dipakai) dalam kegiatan pengambilan data dan analisis hasilnya.

Onion Research Diagram ini akan sangat membantu setiap penelitia dalam membuat Rancangan Penelitiannya (Research Design): yakni memulai dari Pendekatan apa yang akan dipilih (Research Approach), Metodologi Penelitian apa yang cocok? (Research Methodology), spesifik Metode-Metode Penelitian apa yang sesuai? (Research Methods), Periode Data yang mau diambil dan bagaimana Teknis pengambilan data dan analisis hasilnya>

Dalam tulisan #1 kita akan belajar lapisan FILOSOFI PENELITIAN yang di dalamnya kita akan mengenal & mengingat 12 Konsep dalam Filosofi Penelitian, yakni:
1. “Paradigma Penelitian” = “Filosofi Penelitian” = “Ontologi” + “Epistemologi
2. Ontologi 2R yang saling berlawanan yakni Realism vs. Relativism
Ontolologi Realism sering juga disebut Objectivism, dan
Ontologi Relativism sering juga disebut Constructivism.
(Cara ngapalinnya: orang yang hanya percaya kepada hal-hal yang ‘Real’ ‘Obyektif’ …berlawanan dengan orang yang percaya segala sesuatu ‘Relatif’ dibentuk (atau di-Kontruk) oleh Persepsi Peneliti)
3. Epistemologi yang saling berlawanan: Positivism vs. Interpretivism
4. Dua Epistemologi yang ada di antara Positivism ——- Interpretivism, yakni:
Post Postivism dan
Pragmatism

Ontologi:Realism/ ObjectivismRelativism/ Constructivism
Epistemologi:PositivismPost-PositivismPragmatismInterpretivism

I. Lapisan Filosofi Penelitian (Philosophies)

Filosofi Penelitian adalah sekumpulan asumsi dan keyakinan terkait pengembangan Pengetahuan. Disadari ataupun tidak, cara dan hasil penelitian seorang peneliti sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan alam bawah sadar peneliti (aspek Filosofis) menyangkut Dua Hal:
1. APA itu Kenyataan/kebenaran?
2. BAGAIMANA kita mampu mengungkap pengetahuan tentang Kenyataan/kebenaran?

Bagaimana kita memahami tentang sebuah kenyataan/kebenaran disebut sebagai ONTOLOGI. Ontologi adalah definisi kita “APA (WHAT) itu Kenyataan (Reality)?

Pada dasarnya ada 2 kubu aliran Ontologi, yakni
REALISM/Objectivism vs. RELATIVISM/Constructivism


1. Realism/Objectivism, yakni:

  • meyakini bahwa sebuah kenyataan/kebenaran hanya ada satu,
  • Kenyataan/kebenaran itu independen terhadap Peneliti, ia menunggu untuk diungkap manusia dan ia tetap ada tidak berubah meski tidak diungkap,
  • Kenyataan/kebenaran ini dapat ungkap dan diukur secara obyektif,
  • sehingga hasilnya seharusnya dapat diGeneralisasi.
  • Kecenderungan untuk meyakini bahwa Kebenaran itu satu, bahwa fenomena semua obyek dalam populasi pasti dapat diketahui dari analisis sample dari populasi tersebut asalkan mewakili. Kecenderungan untuk Generalisasi ini disebut juga Nomothetic
  • Aliran Realism atau Objectivism atau Nomothetic ini umumnya berlaku untuk Natural Science atau Ilmu Pengetahuan Alam atau ilmu yang mempelajari fenomena alam, mencakup: Biologi (atau Life Science) dan Physical Science (terdiri atas Fisika, Kimia, Astronomi, dan Ilmu Kebumian). Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan Empiris yang menggunakan Matematika dan Logika untuk mengubah informasi tentang alam ke dalam ukuran-ukuran kuantitatif sebagai hukum alam.


2. Relativism/Constructivism, yakni:

  • meyakini bahwa sebuah kenyataan/kebenaran Bukan hanya ada satu melainkan ada lebih dari satu versi kenyataan/kebenaran,
  • Kenyataan/kebenaran ditentukan (tergantung relatif) oleh Konteks-nya (jika konteks-nya berubah, kenyataan/kebenaran juga mungkin berubah)
  • Kebenaran kemungkinan dapat berkembang/berubah dibentuk (dikonstruk) oleh konteks, nilai-nilai dan pengalaman Peneliti,
  • karena Kenyataan/kebenaran terikat pada konteksnya maka sebuah kenyataan/kebenaran Tidak Dapat diGeneralisasi, namun hanya dapat berlaku pada obyek dengan Konteks yang serupa. Kecenderungan untuk Spesifikasi ini disebut juga Idiographic.
  • Aliran Relativism atau Constructivism atau Idiographic ini umumnya berlaku untuk ilmu yang mempelajari tentang manusia (Humanities) atau saat seorang peneliti ingin mengungkap fenomena sistem sosial karena diyakini bahwa fenomena individu manusia atau sistem sosial tidak dapat digeneralisasi melainkan masing-masing individu atau sistem sosial adalah unik.
Perspektif, Persepsi, dan Opini – FREESOUL!

Coba kamu evaluasi diri, kamu lebih cenderung masuk dalam kelompok mana: Realism/Objectivism atau Relativism/Constructivism?

Aspek filosofis kedua yang sangat mempengaruhi sebuah Penelitian adalah keyakinan “BAGAIMANA (HOW) kita dapat memperoleh Pengetahuan (Knowledge) tentang Kenyataan/Kebenaran (Reality)?”, Bagaimana sih pengetahuan sebenarnya tentang suatu Kenyataan dapat benar-benar kita dapatkan? Aspek inilah yang disebut EPISTEMOLOGI.

Secara umum terdapat 2 kubu Epistemologi, yakni:
POSITIVISM vs. INTERPRETIVISM

  1. POSITIVISM, yakni meyakini cara manusia untuk mampu memperoleh pengetahuan tentang sebuah Kenyataan/Kebenaran adalah dengan:
    • Keyakinan bahwa pengamatan & pengukuran empiris pada ilmu/obyek Alam dapat juga diterapkan pada ilmu/obyek Sosial,
    • Pengukuran dapat dan harus dilakukan secara Obyektif sehingga dapat di Generalisasi
    • sehingga Peneliti Tidak Boleh terlibat atau berinteraksi dengan Obyek yang akan diteliti (harus independen tidak terpengaruh dan mempengaruhi), jadi berada “sejauh mungkin” dari obyek penelitian,
    • sehingga Kenyataan/Kebenaran dapat ditemukan dan diukur,
    • Kenyataan/Kebenaran dapat diukur secara obyektif dan digeneralisasi ini diyakini berlaku baik untuk Sistem Fisik alam (seperti air, gaya gravitasi, suhu, dll) maupun untuk Sistem Sosial (seperti manusia, perusahaan, perilaku, emosi).
Fish Wonder Easy Clean Fish Tank | BDirect
  • sebagai CONTOH analogi POSITIVISM: jika kita ingin meneliti kebiasaan alami ikan di dalam kolam maka fakta sebenarnya hanya akan dapat kita peroleh bila kita sebagai peneliti mengamatinya dari luar kolam dan mengukurnya (tidak masuk ke dalam kolam karena analisis kita akan ikut terpengaruh situasi kolam atau perilaku ikan sendiri akan tidak alami lagi karena keberadaan kita).

Epistemologi POSITIVISM ini selaras dengan Ontologi REALISM di mana Kebenaran/Kenyataan hanya ada 1 versi, Dapat Diukur, dan di Generalisasi dengan cara Mengukur secara Obyektif, semaksimal mungkin Tidak Berinteraksi/Tidak Mempengaruhi Obyek Penelitian.

2. INTERPRETIVISM, lawan dari Positivism, yakni meyakini bahwa cara manusia untuk mampu memperoleh pengetahuan tentang sebuah Kenyataan/Kebenaran adalah dengan:

  • Keyakinan bahwa memahami Pikiran Manusia (& mekanisme Sistem Sosial) BERBEDA dengan memahami Sistem Fisik Alam,
  • Terdapat hubungan antara Kenyataan/Kebenaran dengan Peneliti, di mana Kenyataan/Kebenaran dipengaruhi oleh Peneliti (karena Peneliti mempengaruhi Penelitian) dan setiap Kenyataan/Kebenaran diinterpretasikan oleh Peneliti sehingga Peran Peneliti sangat Penting/Menentukan,
  • Peneliti harus masuk ke dalam lingkungan obyek penelitian, ikut merasakan konteks, berinteraksi dengan obyek seintensif dan seintim mungkin agar mampu memahami bukan hanya fakta-fakta fisik namun berbagai arti fakta laten (tak terlihat),
  • Tidak Percaya pada GENERALISASI, melainkan Percaya pada TRANSFER TEMUAN bahwa Temuan di satu Penelitian di satu Obyek dapat diaplikasikan/berlaku di Obyek lain hanya apabila Konteksnya mirip.
Tips to Face Your Fears While Scuba Diving | Blue Season Bali
  • Contoh analogi INTERPRETIVISM ini adalah seorang Peneliti harus Menyelam ke dalam air untuk benar-benar memahami perilaku ikan di perairan tersebut, bahkan bila perlu membuat perlakuan-perlakuan tertentu untuk memahami respon atau perubahan perilaku ikan.

Epistemologi INTERPRETIVISM ini selaras dengan Ontologi RELATIVISM di mana Kebenaran/Kenyataan ada lebih dari 1 versi, Kebenaran/Kenyataan dibentuk oleh konteks dan pengalaman, dan untuk itu Peneliti harus masuk ke dalam obyek penelitian, terlibat dan berinteraksi aktif dengan obyek penelitian.

3. POST-POSITIVISM

Ada satu lagi Epistemologi yang muncul dan menyangkal POSITIVISM, yakni POST-POSITIVISM. Pada dasarnya Epistemologi POST-POSITIVISM:
“Post” artinya “Sesudah” yakni sebuah keyakinan atau dalam hal ini Epistemologi yang menyangkal Positivism.
Apabila POSITIVISM meyakini bahwa Kenyataan/Kebenaran selalu dapat Diukur dengan Objective (secara akurat & bersifat Umum/General) asalkan kita menggunakan Alat/Tools yang Tepat, maka
POST-POSITIVISM meyakini bahwa meski Kenyataan/Kebenaran bersifat Tunggal/Objective namun Kemampuan manusia untuk mengamati/mengukurnya TERBATAS. Peneliti hanyalah mampu menyampaikan Kebenaran yang MENDEKATI (Paling Dapat Diterima akal manusia) namun tidak mungkin 100% Benar.

Contoh:
POSITIVISM:
“Saya dapat menggambarkan secara akurat tentang Kota SURABAYA dengan cara mengukur luas wilayahnya, menghitung data demografinya, menghitung suhu rata-ratanya, karakteristik ekonominya, mencatat budayanya. Semua bisa kita amati, ukur, dan catat asalkan kita menggunakan ALAT/Tools Penelitian yang Tepat.”

POST-POSITIVISM:
“Saya yakin bahwa Kota Surabaya itu secara Fisik Real/Ada namun kita TIDAK DAPAT menggambarkan Kota SURABAYA secara Akurat karena Kota Surabaya selalu BERKEMBANG setiap hari, menit bahkan detik, baik dalam hal luas wilayahnya, data demografinya, suhu rata-ratanya, karakteristik ekonominya, maupun budayanya. Jadi kita hanya dapat Menghitung PERKIRAAN atau PALING MENDEKATI saja tetapi tidak akan pernah dapat mendapatkan Gambaran 100% Komplet”

Post-Positivism percaya Data & Metode KUANTITATIF perlu dikombinasikan dengan Data & Metode KUALITATIF (Mixed Research Method) untuk dapat lebih menggambarkan dan meng-generalisasi kenyataan/kebenaran yang tidak dapat ditanggap dengan Data/Metode Kuantitatif.


4. PRAGMATISM

Ada satu lagi Epistemologi yang cukup populer yakni PRAGMATISM. Pragmatism adalah keyakinan untuk memilih kebenaran/kenyataan dari beberapa versi kebenaran/kenyataan ditentukan oleh seberapa cocok dengan kebutuhan/keinginan kita.

Contoh: Sebuah papan bundar dengan 4 kaki,
bagi seorang Positivism akan meyakini bahwa itu pasti/selalu MEJA
bagi seorang Interpretivism akan meyakini bahwa itu MEJA bila ia Pernah Makan di atasnya, atau itu adalah KURSI jika ia Pernah Duduk di situ, atau itu adalah TEMPAT TIDUR jika ia Pernah Tidur diatasnya.
bagi seorang Pragmatism akan meyakini obyek itu adalah MEJA bila ia Berniat untuk makan di atasnya, atau itu adalah KURSI jika memang ia Berniat untuk Duduk diatasnya, atau Tempat Tidur jika ia Berniat Tidur di atasnya.

Pada dasarnya Epistemologi Pragmatism terkait dengan Ontologi Relativism/Constructivism yakni meyakini Kebenaran/Kenyataan memiliki lebih dari 1 Versi.


ONTOLOGI dan EPISTEMOLOGI yang diyakini Peneliti inilah yang secara sadar maupun tidak sadar akan menentukan (men-drive) Pendekatan Penelitian, pilihan Metodologi Penelitian, pilihan Strategi/Metode Penelitian, Periode Data yang diambil, dan Teknik & Prosedur Pengumpulan Data yang paling tepat menurut Peneliti.

Thoughts on the Bauschard-Bilal Demo Debate at the NYCUDL – Public ...

Dari memahami karakteristik ONTOLOGI dan EPISTEMOLOGI seseorang, kamu sudah bakalan bisa memahami mengapa seorang Peneliti kekeuh bahwa semua kebenaran itu hanya ada satu versi sehingga bisa digeneralisasi, terukur (kuantitatif), dan peneliti harus bersikap Obyektif tidak terpengaruh & mempengaruhi obyek penelitian. Peneliti dengan logika berfikir Realism/Objectivism dan Positivism ini akan lebih percaya Pendekatan DEDUKTIF, yakni dari menguji teori-teori yang diyakini bersifat general (berlaku umum) ke suatu obyek spesifik tertentu dengan Metode KUANTITATIF.
Di sisi lain ada sekelompok Peneliti yang juga kekeuh bahwa kebenaran itu ada lebih dari satu versi tergantung dari konteksnya sehingga tidak mungkin bisa digeneralisasi untuk semua obyek, hanya obyek dengan konteks serupa saja yang bisa. Menurut peneliti ini karena kebenaran dipengaruhi konteks obyek tersebut maka si Peneliti memang nggak mungkin cuman ngamati/ngukur dari luar sistem, peneliti musti masuk ke sistem obyek! memahami sistem obyek dan konteks dengan berinteraksi langsung dengan obyek dan lingkungan obyek, sehingga disadari kebenaran yang disimpulkan oleh Peneliti pasti suka tidak suka akan dipengaruhi oleh nilai-nilai, pemahaman, dan pengalaman dari si Peneliti. Fakta-fakta yang diperolehpun sebaiknya tidak harus dikuantifikasikan karena fakta-fakta memang banyak berupa fakta kualitatif yang lebih bersifat naratif atau deskriptif. Peneliti dengan logika berfikir Relativism/Constructivism dan Intepretivism ini akan lebih percaya Pendekatan INDUKTIF, yakni berawal dari sebuah temuan permasalahan spesifik obyek tertentu, si Peneliti berusaha melakukan Observasi langsung dengan menggunakan Metode Penelitian KUALITATIF hingga mampu merumuskan sebuah TEORI yang berlaku untuk suatu Obyek dengan konteks spesifik tertentu. Untuk mematikan kebenaran teori itu umumnya penguji melakukan validasi “Triangulation” menggunakan metode-metode penelitian yang berbeda. Nah kamu lebih mirip karakter yang mana? 🙂

Ontology, Epistemology and Methodology | Eastern Initiative for ...

Saya akan mengakhiri sementara tulisan seri 1 ini dengan pertanyaan manakah pernyataan di bawah ini yang menurut kamu benar? Semoga latihan ini bisa mengidentifikasi kira-kira kamu lebih cenderung penganut Filosofi Realism/Objectivism atau Relativism/Constructivism ya? 🙂

  1. “air (H2O) bila dipanaskan sampai suhu 100 derajat Celcius pasti mendidih”
  2. “manusia bila diberi hadiah uang 100 juta pasti bahagia”
  3. “manusia yang ditest Swab hasilnya Positif pasti terinfeksi Covid 19”
  4. “organisasi yang memiliki SDM unggul lebih cepat berkembangnya daripada organisasi yang memiliki SDM rendah”

Sementara cukup segini dulu biar konsep-konsep Filosofi Penelitian ini mengendap dulu, berikutnya di tulisan #2 insyaAlloh akan saya tulis kulit-kulit bawang Penelitian berikutnya, see u next time! 🙂

Kalo kalian mau mengambil referensi dari tulisan ini tolong jangan lupa tulisin sitasinya ya:

Susanto, Tony Dwi (2020, August 14). “Onion Research Diagram”: Mengupas Aspek-Aspek Penelitian yang Harus Dipahami #1Kulit Filosofi. Notes Tony Dwi Susanto. https://notes.its.ac.id/tonydwisusanto/2020/08/14/onion-research-diagram-mengupas-aspek-aspek-penelitian-yang-harus-dipahami-1kulit-filosofi/

Post Disclaimer

The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by "Onion Research Diagram": Mengupas Aspek-Aspek Penelitian yang Harus Dipahami #1Kulit Filosofi and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.

3 Comments

  1. Siti Mardiana

    Kalau Action research dan Design Science research masuk ke epistemologi yg mana, Pak?
    Sein et al menyebut keduanya masuk paradigm proactive research. Saya cari2, reactive/proactive paradigm ini kalau di research onion masuk mana ya?

  2. Pingback:“Onion Research Diagram”: Kuantitatif, Kualitatif, atau Mixed Method? #3PilihanMetodologiRiset – Tony D. Susanto, Ph.D. (ITIL, COBIT, TOGAF)

  3. Dihin Muriyatmoko

    contoh peneliti yang mengamati ikan dari luar akuarium maupun yang ikut menyelam di dalam kolam/akuarium, sama2 tdk benar2 menjadi ikan yang sesungguhnya.. jadi bs disimpulkan subjektifitasnya tetap di penelitinya..
    Satu lagi tentang kisah ayam berkokok, orang Madura meyakini bahwa ayam berkokok itu bunyinya “kongkorongkong” sedangkan orang jawa menyakini bahwa ayam berkokok itu “kukuruyuk” dan beda dg orang Sunda dls, sehingga yang benar yg mana? Apakah ayamnya sendiri yang benar? Ataukah pencipta ayamnya yg benar? Ayamnya sendiri bahkan tdk punya akal untuk menjawab kebenarannya, sehingga menurut saya (sumbernya dari Maiyah) ada kebenaran sejati, kebenaran orang banyak, kebenaran sendiri..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *