Macam Kapal Menurut Bentuk bangunan atas
Jika kita melihat perahu kecil, maka umumnya perahu-perahu tersebut tidak mempunyai geladak maupun bangunan atas. makin besar perahu tersebut, makin jauh daerah pelayarannya dan makin sering gelombang naik melewati sisi kapal. dengan emikian makin terasa kebutuhan akan geladak, sebab lambung timbul (freeboard) biasanya tidak bertambah secepat bertambahnya ukuran kapal lainnya. maka mula-mula dibuat geladak dengan”rumah” yang kecil saja. yang tidak selebar perahu atau kapal, sehingga jadilah kapal tanpa bangunan atas (flush-decker).
Kapal terus bertambah besar anak buahnya bertambah banyak. rumah tadi diperlebar hingga terjadilah kimbul. karena ternyata bahwa gelombang makin mudah naik ke geladak, maka dibuatkan akil di ujung depan apal. terbentuklah kapal dengan dua bangunan atas dan “sumur” di tengah yang selalu basah jika ada gelombang. jenis kapal ini disebut kapal geladak sumur (wall-decker)
Haluan memang menjadi lebih kering, tetapi bagian tengah kapal yang menjadi daerah paling rendah, masih tetap diserbu gelombang. maka dibangunlah anjungan sehinga terjadilah kapal dengan tiga bangunan atas atau kapal tiga pulau (three-islander) dan geladak sudah jauh lebih kering.
Kemudian orang berpikir, kala anjungan disambung dengan salah satu bangunan atas yang lain, akan didapat ruang muat tambahan yang terlindung juga. jika anjungan disambung dengan kimbul, di dapat kapal berkimbung panjang (ship with long poop) jika penyambungan dilaksanakan dengan akil, didapat kapal berakil panjang (ship with long forecastle).
Kebutuhan akan ruang muat terus bertambah. disambunglah semua bangunan atas tadi hingga terciptalah kapal dengan bangunan atas penuh (ship with full superstructur)
Karena bea pelabuhan dan pajak-pajak dihitung berdasarkan besar ruang muat di kapal, kapal dengan bangunan atas peuh ini dikenakan bea dan pajak besar. timbullah pemikiran bahwa jika bangunan atas penuh ini tidak seluruhnya dibuat kedap air maka ruangan ruangan yang tidak kedap air ini tidak sepantasnya dihitng sebagai ruang muat. pemikiran ini secara umum siterima di seluruh dunia. amaka berlombalah orang membuat kapal geladak lindung (shelter-decker)
Untuk kapal yang sering membawa penumpang geladak dan waktu pelayaran yang tidak terlalu lama, geladak bangunan atas yang menerus ni dapat dibuat lebih dingan, sehingga timbullah kapal geladak tenda (awning decker)
Karena bangunan atas kapal geladak lindung nyatanya masih menerus sepanjag kapal, hal ini dianggap meguntungkan dari segi keselamatan pelayaran. jadi kapal jenis ini boleh memiliki lambung timbul yang kecil saja, hinga muatanya bisa lebih banyak. menurut peraturan untuk membuat bangunan atas tidak kedap air dibuat lubang palka pendek di geladak dan lubang pintu di sekat bangunan atas yang tidak ditutup kedap air. tetapi pembuatan bukaan-bukaan yang tidak kedap air ini ternyata sering menjadi sebab tenggelamnya kapal jenis ini. maka tahun 1974 kapal geladak lindung dilarang untuk dibuat lagi, sedang yang sudah ada, semua bukaannya harus ditutup kedap air, supaa bea dan pajak tetap tidak terlalu tinggi , dibuatlah peraturan untuk kapal dengan tanda tonase (shiip with tonnage mark), sedang kapal tetap dibuat kedap air seluruhnya.
Untuk kapal yang bermesin di tengah, diperlukan adanya terowongan poros (shaft tunnel) antara kamar mesin dan sekat ceruk buritan untuk melindungi poros dari gangguan muatan dalam palka dan sebaliknya. pada kapal kecil terowongan poros ini banyak mengurangi ruangan yang tersedia bagi muatan. maka geladak utama mulai dari ruang mesin turun ke belakang diberikan peninggian yang kurang dari tinggi bangunan atas sehingga geladak utama terpenggal. kapal macam ini disebut kapal geladak penggal (raised quarter deck).
Kapal yang membawa muatan cair, stabilitasnya banyak berkurang akibat adanya permukaan cairan yang lebar. untuk mengurangi pengaruh jelek ini, geladak utamanya diberikan peninggian di tengah kapal dan sepanjang ruang muat. dengan demikian pada keadaan penuhmuatan, lebar permukaan cairan hanya selebar peninggian ini saja. kapal macam ini disebut kapal geladak trunk ( trunk deck ship) dan terutama dipakai untuk kapal tangki kecil .
Dari jenis-jenis yang dsebutkan diatas, yang sekarang paling banyak digunakan adalah geladak sumur yaitu kapal dengan akil dan kimbul serta lambung timbul yang cukup, hingga geladaknya tidak mudah diserbu gelombang
sumber: buku diktat konstruksi kapal kayu, Jurusan Teknik Perkapalan diketik ulang oleh pemilik blog
Post Disclaimer
The information contained in this post is for general information purposes only. The information is provided by Macam Macam Kapal Menurut Bentuknya and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the post for any purpose.
Ini bagus membuat orang jadi tambah wawasan